Our Dream After Story!
Cast: Kai | Luhan | EXO-Apink
Genre : Family
Disclaimer: the story is MINE, EXO and Apink belongs to their management.
A/N : Kiw kiw datang lagi nih dengan after story-nya Our Dreams kekekeke! Buat kalian yang
penasaran ama kelanjutan dua kakak beradik ini ;)
Ini sudah
berbulan-bulan lamanya setelah kemenangan EXO di Sing-Dance-Competition, juga
bertemunya Jongin dengan sang kakak tiri, Luhan. Keluarga Kim kembali hidup,
dimana kehidupan mereka kini lebih baik lagi. Untuk sementara, Jongin dan sang
Mama pindah ke apartement Luhan yang lebih baik (Jongin dan Luhan menabung
untuk membelikan rumah untuk sang mama) dan say goodbye pada tante berwajah
ular itu.
“Jonginnie,
Jonghannie, kesini sebentar!” sore yang tenang di apartement Luhan, dimana Umma
sedang sibuk di dapur, memasak beberapa masakan untuk Chuseok besok, sedangkan
Luhan dan Jongin sibuk menata ruangan dengan dekorasi ala Chuseok.
“Ne,
eomma! Ada apa?” Luhan yang lebih dekat dengan dapur langsung melesat ke sana.
“Kulkas
benar-benar kosong! Bagaimana bisa memasak untuk Chuseok? Eomma baru akan memasak
kimchi chiggae. Kalian belanja ya? Ini bahan-bahannya.” Umma menyerahkan daftar
belanjaan yang membuat mata Luhan melebar,
“Eomma!
Segini???”
“Lho, bukankah
kalian ingin merayakannya juga dengan eks...apa itu... Ekso?”
Luhan
memberi delikan pada Jongin yang kini menunjukkan kedua tangannya dengan pose peace. “Hehehehe!”
*
Akhirnya,
dengan senang hati Luhan berangkat dengan Jongin ke Lottemart Wholesale
terdekat. Jongin mendorong trolley, sedangkan Luhan memegang list belanjaan.
“Tomat...
cabai... pasta cabai... bawang, ya! Ambil yang banyak! Kentang... kol, hanwoo,
samgyupsal, ikan... udang? Ramyun... omo, ini banyak sekali!” kata Luhan kaget.
Jongin terkekeh,
“Ekso
kalau makan seperti monster, Hyung. Trust me.”
“Great.
Apartementku jadi penuh dan bau nantinya.” Keluh Luhan sedikit bercanda.
“Yaaa,
hyung! Jangan begitu dong. Kita kan sudah damai, ya kan? Ya kan? Lagipula..
kenapa hyung tidak undang siapa itu... Minseok hyung dan Yixing hyung?”
Luhan
menaruh beberapa sayuran ke dalam trolley, “Hm? Mereka?”
“Yep. I
mean, semakin banyak orang semakin ramai! Besides, ini Chuseok! Semua orang
harus merasakan Chuseok, ya kan?!” ucap Jongin semangat sambil mengangkat
beberapa sayuran di tangannya.
“Errr...
yah, boleh. Sebentar, aku akan hubungi mereka berdua.”
Mereka
belanja hampir satu jam lamanya. Bukan karena belanjaan yang cukup banyak, tapi
perdebatan panjang dengan Jongin. Jongin banyak sekali maunya (dari snack
udang, sampai Chocopie dan Pepero) sedangkan Luhan tidak menginginkan makanan
manis.
Sampai
akhirnya, Luhan membiarkan Jongin memasukkan 12 bungkus Pepero ke dalam
trolley. Kini mereka sudah di depan kasir, menunggu semua belanjaannya
dihitung.
“Semuanya
257.652 won.” Kata sang cashier. Jongin menoleh ke arah Luhan (dimana sumber
uang ada padanya) dengan tangan mengadah,
“Hyung!
Uangnya...”
Luhan
yang sibuk bertelepon dengan Minseok dan Yixing (ehm converence call) memberi
kode pada Jongin untuk mengambil dompetnya di saku celana. Dengan cepat, Jongin
merogoh saku Luhan dan menemukan dompet hitam milik Luhan.
Jongin
memberi satu kartu kredit pada chasier, dan terpaku pada apa yang ada di dalam
dompet Luhan. Saat itu juga, Jongin tidak bisa menahan senyumnya. Disana,
tertera foto masa kecil mereka. Jongin dan Luhan yang berangkulan dengan senyum
paling lebar dan bahagia, dimana dibelakang mereka sang Mama memeluk mereka
(walaupun bagian Ayah mereka sudah Luhan robek) tapi... Jongin tidak menyangka
Luhan menyimpan semua itu.
“Silahkan
diambil belanjaannya. Terima kasih sudah berbelanja di Lotte Mart Wholesale!”
*
Di
perjalanan pulang, Luhan merasakan adik tirinya itu selalu mencuri pandang ke
arahnya, seakan ada yang ingin ia bicarakan tapi ragu.
“Oi, Kim
Jongin. Ada apa? Mau bicara sesuatu?”
Jongin
yang seperti tertangkap basah, menggaruk tengkuknya, “Eng... iya, sih... anu...
tadi... di dompet hyung... aku tidak percaya hyung menyimpan foto masa kecil
kita...”
Blush!
Mendengar hal itu, muncul semburat pink di pipi Luhan, “Y—ya... kau
melihatnya...”
“Tentu
saja! Hyung yang memberiku dompetmu, kan? Uwaaa! Hyung memerah! Hahaha!
Gwaenchana, hyung! Aku justru senang... aku bahkan tidak memasang foto hyung di
dompet...”
Luhan
mengulas senyumnya, “Ah... ya. Terkejut, ya?”
“Hyung.
Ceritakan saat hyung kabur dari rumah. Aku ingin tahu.”
“But dont
tell eomma, ara?”
“Yaksokhae,
hyung!”
“Oke. Hm,
saat itu... aku memang tidak sengaja membuka file tentang kelahiranku.
Benar-benar saat shock. Yang aku pikirkan saat itu, i’m not belong to this
family. Yeah, saat itu aku benar-benar labil. Aku memutuskan kabur dari rumah.
Yang aku bawa hanya beberapa snack kecil, beberapa peser uang, jaket... lalu...
foto itu. Yah, kau bisa bayangkan kehidupanku setelah itu yang rumit dan
menyedihkan. Tapi... dengan melihat foto itu, aku menjadi semangat lagi. Karena
foto itu juga, aku tidak menyerah dan berniat untuk mengembalikan semuanya.”
Jongin
tersenyum lebut, “Begitu, ya. Hyung, maaf...”
“Apa yang
perlu dimaafkan? Sudah, itu masa lalu kan! Jongin-ah, berjanjilah padaku mulai
sekarang kita akan melihat ke depan. Never go back.”
“Ng.
Janji, hyung.”
*
Malam
yang sibuk di kediaman Kim. Mereka benar-benar mempersiapkan Chuseok dengan
sangat serius karena ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama mereka
merayakan Chuseok secara lengkap, utuh.
Paginya,
Eomma, Luhan dan Jongin sudah di ruang tengah yang penuh dengan makanan khusus
para dewa. Mereka tampak cantik dan tampan dengan hanbok yang Eomma jahit
sendiri.
Acara
Chuseok di keluarga Kim pun berjalan dengan khidmat.
Tapi
tidak berlangsung lama.
Tepat jam
7 malam, dimana saatnya makan malam Jongin mengundang semua teman-temannya.
Yang awalnya hanya mengajak EXO + Minseok dan Yixing, jadi merambat!
Luhan
rasanya mau pingsan saat melihat apartement yang tidak terlalu besar itu kini
penuh dengan banyak orang (bahkan ada gadis yang tidak ia kenal!). Byun
Baekhyun dan Park Chanyeol membawa adik mereka. Baekhyun juga mengundang Tao,
teman sparringnya. Tak sampai disitu, Sehun mengundang Namjoo yang otomatis
mengundang Eunji + Kris, sang kakak. Tak hanya itu, Junmyeon mengundang Jongdae
bersamanya. Dan yang makin pusing, di tengah acara Bomi mengajak teman
cheersnya, untuk datang.
“Wow!
Look at this, Luhan! Ini untuk pertama kalinya apartementmu berubah jadi full
house.” Ucap Minseok di balkon, dimana ia, Luhan dan Yixing menghindar dari
kelompok yang tidak begitu ia kenal (walaupun sudah berkenal tapi ia tidak
ingat semua).
“Yeah,
Luhan. It’s fun! Right?” timpal Yixing sambil mengangkat kaleng sodanya ke
udara.
“Dasar
Jongin itu. Katanya hanya mengundang EXO, tapi malah jadi ramai begini. Tidak
apa-apa. It’s fun. Ramai. Hangat.” Jawab Luhan sambil menatap langit Seoul yang
kini bertaburan bintang.
“Sepertinya...
keadaan semakin baik ya, Luhan. Syukurlah.” Minseok merangkul Luhan. Luhan
mengangguk, mengamini perkataan Minseok.
“Akh!
B—bintang jatuh!” tak lama Yixing berteriak. Tangannya menunjuk ke arah langit.
Minseok dan Luhan ikut melihatnya,
“Wah!
Benar! Yaaa! Ayo ucapkan permintaan kita!”
Luhan
menengok ke kedua temannya itu yang kini sudah ada dalam posisi memohon. Euh, aku tidak begitu percaya dengan hal ini
sih, tapi... Luhan pun mulai menutup matanya, lalu memohon, semoga selamanya bisa seperti ini... semoga
selamanya bisa bersama... amen.
Saat itu,
Luhan sangat bersungguh-sungguh.
*
Keasyikan
mengobrol di balkon bersama Yixing dan Minseok, Luhan tidak percaya apa yang
terjadi di apartementnya.
Such a
mess! Luhan bahkan tidak mengenali lagi ini apartementnya atau bukan!
“J—Jongin-ah!
Ige mwoya?!” pekik Luhan. Jongin muncul dari balik sofa,
“Ah...
hyung! Dari mana saja... tadi seru sekali—“
“Ya!
Berantakkan sekali! Apa yang kau lakukan dengan teman-temanmu, huh?!”
Minseok
dan Yixing bertatapan lalu, “A...anu, sudah malam... Luhan, kita duluan ya
bye!” mereka buru-buru keluar, karena merasakan akan ada perang besar antara
adik dan kakak dan mereka tidak mau terlibat.
“Woah!
Seru sekali! Kami main truth or dare, karaoke, teka-teki, dan—“
“KIM
JONGIN!!”
“A—ampuuuun~!!”
***FIN***
No comments:
Post a Comment