Sunday, August 4, 2013

10 Days in Korea: SEOUL


KOREAAAAAA!
Rasanya seneng banget waktu si pilot mengumumkan kalau mereka akan segera landing. Finally! Saat aku lihat keluar, ternyata sudah terang (maklum tidur mulu). Mereka juga memberi kita breakfast, yah, lumayan menikmati makanannya kali ini. Tapi, aku lagi lagi mengutuk saat mereka landing. Pesawat berguncang-guncang, dan telingaku sakit karena tekanan. Aku menutup mataku, menarik napas berkali-kali. Mualnya makin terasa. Hingga akhirnya, aku bisa melihat Incheon Airport. Incheon Airport! Gak nyangka, biasanya aku melihat bandara ini di drama-drama dan sekarang aku benar-benar memasukinya :’)
Saat pesawat udah bener-bener berhenti, dan kita mengambil barang barang di kabin, saat aku berdiri.... hoek! Hampir saja aku muntah. Ini bener-bener perjalanan 6 jam yang parah.
Saat turun, aku bener-bener gak kuat lagi. Kakiku gemetar. Tapi orang orang di timku tampak baik baik saja, walaupun ada yang merasa sepertiku. Oh ya, tadi di pesawat kita suruh mengisi sesuatu di kertas kuning, lalu saat masuk bandara kita harus ngasih itu ke petugas.

Begitu Sulitnya kah mengeja ‘Angklung’?
Saat sampai di petugas, aku benar-benar tegang. Yang kau hadapi itu orang korea asli! Oke, pasti lancar. Aku pun maju, memberikan paspor, dan kertas kuning itu. Petugas yang mengurus itu kebetulan perempuan. Ia membuka pasporku, mengeja namaku pelan pelan dan aneh banget mereka mengejanya. Aku menahan tawa saat itu. Ia mengejanya seperti ini “A-shil-la Sya-pha-wa-ni A-phi-pha”. Orang korea memang kesulitan membaca huruf ‘F’.
Lalu, petugas itu bertanya, “Ngapain kalian ke Korea?” (pake bahasa inggris maksa tentunya hahahaha)
“Kita kesini mau main angklung.”
“Apa?” dia mungkin kaget saat mendengar ‘Angklung’. Aku pun menunjukkan tulisan ‘Angklung’ yang aku tulis di kertas kuning tersebut. Dan lucunya, petugas itu susah sekali mengeja ‘Angklung’, berkali-kali aku memberi tahu cara membacanya, tapi ia tetap kesulitan. Akhirnya ia hanya spelling dengan bahasa inggris, “A-N-G-K-L-U-N-G”.
 Ia bertanya lagi, “Angklung itu apa?”
“Angklung itu alat music tradisional”
“Terbuat dari apa?”
Aduh, ini petugas banyak nanya juga ya. “Dari bamboo.”
“Oh!” dia tampak kaget lalu mengangguk angguk. Setelah itu, dia menulis nulis entah apa, men-cap-cap paspor, dan ada kamera disitu. Sudah kuduga, wajah kita difoto saat itu. Aku gak peduli tampangku saat itu. Ia memberikan lagi pasporku, dan mengucapkan “Kamsahamnida~”.

Angklung = Senjata
Setelah pemeriksaan dari petugas diatas, kita harus mengambil barang-barang kita. Banyak dan berat. Setelah itu, kita bingung. Kenapa Reyhan, Ssaem, dan A Rizki belum kelihatan juga. Ternyata, kita belum boleh keluar dari sana. Ada satu kotak yang berisi angklung di stikeri oleh orang korea yang terlihat seperti police line.
Karena aku yang memegang kunci peti-peti angklung, jadi aku suruh ngebuka peti itu. Aku Tanya ke Ssaem, “Kenapa saem? Kok petinya di stikerin gini?”
“Gak tau, mereka pengen kita buka petinya.”
Kita pun menjelaskan kalo ini tuh isinya angklung. Mereka kekeuh pengen buka petinya. Dan... jenjeng!!! Pas dibuka isinya angklung (duuuh, gak percayaan banget sih ni bapak-bapak). Katanya, mereka kira itu senjata! Katanya, saat di scan, bentuk angklung itu mirip senjata. Akhirnya ssaem menjelaskan kalau itu Angklung, alat music yang terbuat dari bamboo. Aku berkata dalam hati, aduuuh ada ada aja sih ni petugas di korea. Ckck.
Setelah terbukti peti itu isinya angklung, mereka pun meminta maaf dan membiarkan kita keluar.

T-Money
Setelah keluar, kita duduk di kursi yang ada di bandara. Ssaem bertemu sama temannya yang ada di Seoul. Aku lupa siapa namanya. Disaat anak-anak mengangkut barang masuk ke Van, aku dan Anggit yang menjaga barang anak-anak, diam. Di depan kita ada TV, yang menunjukkan perkiraan cuaca hari ini di Seoul.
Setelah anak-anak kumpul lagi, Ssaem membelikan kita T-Money. Apa itu T-Money? T-Money itu kayak alat pembayaran elektronik. Bentuknya bisa apa saja, tapi kita membelinya dalam bentuk kartu (harganya 2,500 won, kalo di rupiah sekitar Rp 22.500... mahal ya.) dan kita harus mengisinya. Kartu itu digunakan untuk membayar Subway dan Bis kota (dan kita perlu banget, kita pasti naik kendaraan umum).
Beneran kayak orang udik di korea itu. Waktu itu aku excited melihat keran air mium di bandara. Terus aku excited dengan T-money. Dan saat kita sampe di mesin T-Money untuk isi ulang, itu juga keliatan kayak orang udik banget. Temennya ssaem nunjukkin caranya isi ulang.
Pertama, kita taro kartu kita di tempat yang udah disediakan. Terus, pilih menu yang buat isi ulang (itu pake hangul, tapi ada juga yang pake b.inggris. aku sih mencet liat dari gambarnya... liat pas temennya saem nyontohin. Oh iya, ini touchscreen ya teman teman). Setelah itu, muncul nominal yang bakal kita isi ulang. Ada 1.000, 2.000, 5.000, dan 10.000 won. Biar gak repot isi aja 10.000. kita pilih yang 10.000 won. Setelah itu kita disuruh masukin uangnya ke mesin. Uangnya gak boleh lecek loh! Terus... gak lama, kartu kita keisi deh. Gak ngerti gimana caranya kartu itu bisa keisi deh-___- canggih memang korea ini.
Dengan membawa carrier ala backpacker, kita akhirnya ke subway yang ada disana, menuju hostel kita (namanya Yellow Submarine lho! Letaknya di Hongdae, Seoul.)

Naik Subway Pertama Kali.
Hal yang harus pertama kali diperhatikan di Seoul adalah; semua orang bergerak cepat (actually saem udah pernah wanti wanti tentang hal ini). Dan itu memang benar! Rush hour dimana mana. Semua orang jalan cepet-cepet banget. Kalo orang indo ke Korea, pasti mikir gini, ‘ini orang pada mau ngapain deh cepet-cepet amat.’
Tempat paling rush di korea adalah di Subway. Hayoloh, apa tuh subway? Di Indonesia emang gak ada subway (setahuku hanya di kota-kota besar di Negara maju). Waktu pertama kali ke stasiunnya, rame banget. Dari tua sampai yang muda. Dari sini aku menyimpulkan, orang korea sangat memanfaatkan kedaraan umum. Kelihatan sih, disini mobil pribadi sedikit (gak kayak Indonesia kayaknya 1 orang 1 mobil makanya macet).
Hal yang harus diperhatikan!
1.      Jangan lupa T-Money. Bisa gawat kalau lupa T-Money. Emang bisa cash juga, tapi ribet. T-Money itu penting buat naik kendaraan umum (subway, bus).
2.      Perhatikan gatenya. Ada banyak gate (dan itu bikin pusing). Ada peta sih, tapi liat peta malah makin pusing (hehe). Kalau bisa bahasa korea, mending Tanya aja ke orang^^
3.      Lihat arah keretanya menuju kemana. Jangan sampe salah jurusan (hahaha)
4.      Tunggu depan pintunya. Jangan kemana-mana, jangan bengong. Pintunya hanya terbuka beberapa detik! Dan itu harus berbagi dengan orang yang turun. Pokoknya harus cepet deh!
5.      Pegangan yang erat. Waktu pertama kali, pasti gak akan terbiasa naik kereta sambil berdiri dan lumayan cepat jalannya. Waktu itu aku juga hampir jatuh.
6.      Perhatikan pemberhentian. Jangan sampe kelewatan. Untungnya, operator subwaynya juga ada bahasa inggris. Kamu akan sering mendengar “next stop is....blablabla”.
7.      Jangan salah duduk! Di dalam kereta ada kursi khusus ibu hamil, lansia dan khusus pengguna kursi roda (waktu itu aku hampir salah duduk sih gak liat sign-nya).
8.      Utamakan lansia untuk duduk.
9.      Kalau tujuanmu sudah dekat, langsung berdiri depan pintunya. Jangan tunggu berhenti, baru beranjak. Yang ada malah gak sempet keluar (hehe)
Baiklah, itu beberapa panduan (amatir) naik subway oleh saya (yang amatir dan ndeso).
Itu baru perjalanan menuju Hostel. Dan itu udah bikin kaki pegel kayak habis marathon (ditambah kita bawa carier yang beratnya 7-8kg!).

Yellow Submarine Hostel
Setelah marathon, kita langsung istirahat di Hostel tercinta. Hostel ini kukira kayak apa, tahunya bagus! (bahkan aku lebih suka suasana hostel ketimbang hotel). Gaya bangunannya lucu, apalagi pas masuk kamarnya.
Karena sudah kelelahan, pas ditunjukkin kamarnya kita langsung masuk, naro carier sembarang dan melompat ke kasur. Kasurnya tingkat, lho. Dan aku kebagian dibawah (kalau aku diatas kasian yang bawah^^)
Well, sebenarnya di Hostel ini gak ada yang special sih, hhe. Cuma... di Hostel ini ada penjaganya. Namanya Woo (tapi kalau di hangul tulisannya hanya ‘U’) jadinya temen-temen pada memanggil dia ‘U’. dan entah kenapa, si ‘U’ ini selalu jadi bahan pembicaraan kita (hehe). Poor U. Maaf U, kita bukan mengatakan hal yang buruk tentang kamu kok^^
After All, tempat menginap satu hari ini cukup nyaman. Karena besok...kita harus sudah ke Jeonju. Dan oh, kita hanya menaruh barang di Hostel. Selanjutnya... si oppa teman Saem ini akan mengajak kita jalan jalan lagi. Oyeah, siap-siap betismu mengencang.


After Subway, Bis Kota!
Oyeah! Sebenarnya aku agak excited mau naik bis kota. Yah, soalnya di drama banyak adegan di bis kota ini (ehehe). Akhirnya kesampean juga naik bis kotanya.
Hal yang harus diperhatikan!
1.      T-Money. Always in your pocket, okay? (kalau kita sih, karena pakai nametag, jadi diselipkan di nametag. Lebih mudah dan aman^^)
2.      Tunggu di Halte bus. Ya pasti lah. Ya iya dong. Tapi... perhatikan ya. Kebiasaan orang Indonesia itu, bisa nyetop bis dimana aja. Kalau di Korea gak bisa. Kalau haltenya disitu, ya berhentinya disitu.
3.      Perhatikan nomor busnya menuju kemana. Di haltenya ada penjelasannya. Kalau mau ke daerah A, pakai bis nomor X,Y,Z. seperti itu lah. Jangan sampai salah jurusan!
4.      Pas sudah masuk, tentu kita harus bayar pake T-Money. Pip!
5.      Duduk, kalau ada kursi kosong (notice: bis nya emang gede, tapi kursinya Cuma sedikit. Banyak tempat untuk berdiri). Seperti biasa, tempat duduk dahulukan lansia ya.
6.      Pegangan yang erat! Hampir sama dengan subway. Hanya saja, bus itu lebih banyak goncangannya! Apalagi kalau nge-rem....*nothing to say*
7.      Turun di Halte tujuan.
Lagi lagi muncul panduan (amatiran) ini...^^
Senangnya naik Bis, daripada subway... naik Bis bisa melihat keadaan kota Seoul~ bisa lihat toko-toko, orang-orang di jalan, pemandangan dan semacamnya^^

Namsan Tower = Pikir dua Kali!
Oke, ternyata eh ternyata... kita diajak ke Namsan Tower!!! Dari sebelum pergi, temen-temen sudah berkoar-koar: “Pokoknya harus ke Namsan Tower!” begitu juga aku. Siapa yang gak tau Namsan Tower? Korean Lover pasti tahu. Namsan Tower ini jadi tempat syuting Drama, sampai Variety Show. Dan tempat ini terkenal dengan tempat yang bernama ‘Love Lock’ J
Well, kita sudah sampai di lokasinya! Ups, tapi mana Namsan Towernya? Aigoo. Ternyata kita baru sampai tamannya saja. Waktu aku lihat, Namsan tower masih jauh diatas sana. Oke, akhirnya kita ke tamannya saja dulu. Disitu terdapat bangunan-bangunan kerajaan (kayak di goong loh!) dan kebetulan waktu kita datang, ada acara tari tradisional koreanya. Bagus! Wish I have camera T___T
Jalan-jalan... mutar-muter sana sini akhirnya kita mau ke Namsan Tower.
Aku baru tahu kalau jalan menuju namsan tower itu adalah trek hiking orang korea. Jalan nanjak berkilo-kilo meter itu buat hiking! (orang korea sukanya hiking kayak gini). Kalau mau hemat, ya jalan. Tapi mau jalan nanjak kayak gitu? Untuk ukuran Turis, pasti gak mau. Apalagi kaki udah bengkak-bengkak karena rush hour di Subway.
Akhirnya, kita naik bus. Jadi, buat naik ke namsan tower ada busnya juga loh! Yah, asal bayar aja, hehe. Dan tahu gak, busnya penuh banget! Bener-bener penuh. Dan semua orang yang naik bus itu semuanya mau ke sana!
Oke, aku dan teman-teman udah seneng bakal naik bis terus turun di namsan tower. Tapi ternyata aku salah. Kita gak berheti di depan namsan towernya persis. Jadi kita harus JALAN lagi dan itu SUPER NANJAK!! Sumpah, itu tanjakkannya mantep banget melebihi tanjakan di bojong koneng. Dan itu bener-bener capek! (tapi tenang, jaraknya gak sampe kilometer kok).
Dengan perjuangan, akhirnya kita sampe!!! Penuh banget, banyak orang! Apalagi pas masuk Love Lock. Ckck, itu penuh (dengan orang korea sendiri). Dan... aku gak percaya bakal lihat love lock sungguhan. Disana, pagar-pagarnya udah PENUH BANGET dengan gembok! Dari yang baru, sampe yang karatan. Ckck. Disana sih kita Cuma foto-foto aja. Dari sana, kelihatan pemandangan kota Seoul, bagus deh.
Setelah puas di Lovelock, kita akhirnya pulang. Pulang dengan apa? Jalan kaki. Kita turun dengan ribuan anak tangga. Dan yakinlah, ini lebih melelahkan dan menyakitkan. Kalau ini, aku pastikan jaraknya sampai kilometer.
Jadi, bagaimana? Tertarik ke Namsan Tower? ;)

2 comments:

  1. mending ke tokyo tower kalo gitu :"") #aaaamiiin hahaha

    ReplyDelete