Sunday, August 4, 2013

[FF] How We Met (#6 - #10)


How We Met - EXO-K Fantiction

Cast     : EXO-KIDS J
Genre  : Action / Friendship
Rate    : K ofcourse!
Chapter: 6 - 10

#6 Chasing the winds – Suho
Berkat kemampuan teleportasi Kai, mereka bisa kemana pun mereka mau untuk mencari orang ketiga ini. Kini sudah tempat ke-3 tempat mereka singgah, tetapi tidak di temukan sosok manusia super ini. Kai mengetuk ngetuk layar GPS itu.
“Ada apa, Kai?” tanya Suho khawatir.
“Apakah alat ini rusak? Mereka bilang ia ada di dekat sini, tetapi beberapa detik kemudian, ia sudah berpindah tempat lagi. Ia bergerak cepat sekali, sih.” Kai mengangkat-ngangkat GPS-nya tinggi-tinggi.
“Kenapa kau mengangkatnya, Kai?-___-“
“Supaya ditangkap oleh satelit XOXO? Mungkin disini sinyalnya lemah.” Kata Kai polos. Bip! Bip! GPS itu berbunyi lagi.
“Ah! Ketemu lagi! Ayo Suho!” Kai memegang tangan Suho, dan mereka pun time traveling lagi dan kini berada di sebuah daerah yang sepi, juga jarak antar rumahnya bisa hampir 300 meter.
“Hei, ini kan tempat biasanya Topan terjadi.” Kata Suho sambil melihat ke daerah yang super luas dan sepi ini. Hanya ada beberapa orang yang lewat. Kai mengecek lagi GPS-nya.
“Oh ya? GPS mengatakan ia tepat disini.”
Syuuuu~ angin mulai bertiup kencang. Kai berpegangan pada Suho, “This is not good. Apa kau membaca ramalan cuaca hari ini, Suho?”
Suho menelan ludahnya. “Ya. Dan akan terjadi tornado!”
SYUUUUUU~ angin mulai terlihat berputar-putar. Kai dan Suho masih belum bergerak.
Suho panik, “Kai! Gunakan teleportasimu!”
“A—aku tidak bisa!”
“Apa maksudmu tidak bisa?!”
“Aku sudah menggunakannya banyak hari ini! Uh, Suho, sepertinya kita harus...”
“LARI!!!” Suho dan Kai sama-sama berteriak saat melihat angin tornado di depan mata mereka. “UWAAAAAA~~~”

#7 Stupid 2 guys – Sehun
Sehun mengantuk, semalaman ia tidak tertidur. Ia menggantikan ayahnya untuk berjaga di depan alat pendeteksi angin topan, karena menurut perkiraan cuaca, akan ada tornado hari ini. Tetapi, sampai sore ini pun tidak terjadi apapun.
BIPPPP BIIPPPP. Sehun terbangun saat alarm pendeteksi angin topan itu berbunyi. Frekuensi angin saat ini tidak terlalu besar, mungkin ayahnya tidak begitu ingin mengejarnya. Sehun menatap ayahnya yang tertidur pulas di sofa. Baiklah, kali ini Sehun bisa bermain-main dengan angin.
Sehun melompat lewat jendela, dan menatap angin yang berputar-putar itu. Ia senang sekali dengan pusaran angin itu. Ia bisa terbang masuk ke dalamnya, menikmati putaran angin topan. Hanya saja, ia membatalkannya saat melihat 2 orang laki-laki yang sedang berlari menghindar dari tornado. Sehun mendesah, bodoh. mereka tidak melihat ramalan cuaca?
Ia pun berlari ke arah mereka, yang hampir saja terhisap oleh tornado yang kecepatannya yang tinggi. Dua kaki manusia tidak bisa mengalahkan kecepatan tornado, jadi percuma. Sehun melompat ke arah mereka berdua, dan menahan tubuh mereka. Sehun pun mendorong tornado itu pergi, menjadi menjauhi mereka berdua. 2 orang yang kini ditahannya masih saja berteriak.
Whoa, whoaaa, guys, you all save.” Kata Sehun. 2 pemuda itu pun saling menatap, dan bersujud-sujud di depan Sehun.
Thankyou!!!
“Kau dewaaaa! Bagaimana kami membalas jasamu???”
Sehun memutar dua bola matanya, “It’s not a big deal. You know, you all stupid. Everyone take a cover when a Tornado comes, and you still out?” Sehun berkacak pinggang. Kai menurunkan alisnya,
“Whoa, Suho membaca ramalan cuacanya kok!”
Suho berdiri, dan mengangguk pasti, “Iya! Kenapa tidak ada pemberitahuan, wind controller?” Suho melipat tangannya, merasa menang. Wajah Sehun memucat,
“Apa?”
Wind Controller, apa perlu kami ulang?” Kai kali ini menggoyang-goyangkan GPS-nya, “Aura biru muda! Tidak salah lagi, kau adalah orang ketiga,”
Sehun menatap mereka berdua aneh. Perasaannya kini campur aduk. Antara takut, dan senang.

#8 Tornado Freak – Suho; Kai
Untuk meminta penjelasan lebih lanjut, Sehun mengajak mereka ke rumah miliknya. Rumah miliknya lumayan besar, dan saat masuk, di dominasi oleh alat-alat seperti komputer, radio, dan layar-layar. Mirip seperti markas XOXO, tetapi ini lebih homy.
Sehun membereskan barang yang berserakan disana, dan menggeser sofa ayahnya yang sedang tertidur pulas.
Oh, that’s my dad, he just take a nap... and this is all his stuff...” Sehun menjelaskan situasi rumahnya.
Suho menatap banyak sekali foto-foto tornado yang ditempel hampir seluruh dinding rumah.
It’s your dad job? He must be a Tornado Freak,” Suho takjub. Sehun tersenyum kecil, dan menggaruk tengkuk lehernya,
Hehe, I like tornado too. We love tornados.
“Hei, Sehun, did your father make this all stuff?” tanya Kai memegang alat-alat pendeteksi tornado. Sehun mengangguk,
“Yeah.”
Cooooool.
Sehun pun mengajak Kai dan Suho ke back porch, dimana disana ada bangku taman dan koleksi tanaman hias.
Aww, you like flowers too.” Komentar Kai yang melihat banyak sekali bunga-bunga di back porch rumah Sehun. Sehun menggeleng,
It’s mom, actually. Dad keep and grow them since my mom dead.”
Kai dan Suho memucat, “Sorry to hear that...
It’s okay, its so long time ago. So, The darkness and XOXO, rite?
“Yeah,” Suho mengangguk. “Waktu kita tinggal... Hm, 2 hari lagi? Ya kan, Kai?”
“Yeap, mengingat ini sudah hampir malam hari.”
Suho menatap Sehun, “So... are you in?” kali ini Kai juga menatap Sehun. Sehun tampak berpikir dan...
Allright, I’m in.”
Yahoooo! Great!
Sehun tersenyum kecil, “It’s great to be around people of our kind.
Suho dan Kai sama-sama tersenyum. “Its good not to be alone, isnt it?”
Sehun menatap sekitarnya, “Well, ini sudah malam. Bagaimana kalian menginap disini dulu? Dan besok pagi kita mencari orang ke-empat. Bagaimana?”
Kai dan Suho pun mengangguk senang.

#9 Friends – Sehun
Kebiasaan Sehun adalah bangun lebih awal dari siapapun. Ia melihat Suho dan Kai yang masih pulas tertidur. Ia terkejut saat ayahnya sedang memakai jaket, siap-siap untuk pergi.
Dad? Where are you goin?”
Ayahnya tersenyum dan mendekati Sehun, “Sehun kau sudah besar. Ayah seorang ilmuan, kau tahu kan?”
Sehun mengangguk pelan. Ayahnya mengeluarkan secarik kertas, “Perusahaan sains terbesar mengundang ayah untuk meneliti sesuatu. Aku tahu... tapi kau akan sendirian disini. Apa kau tidak apa-apa?”
Sehun melihat Kai dan Suho. Tidak, Ayah, aku tidak sendirian. Aku sudah menemukan tempatku. Sehun tersenyum,
“Tidak apa-apa, Ayah. Aku tahu, mereka lebih membutuhkan ayah. Aku bisa hidup sendiri.” Ayahnya pun memeluk Sehun erat. “Kau bisa mengejar topan sendiri, kan?”
Daaaad, I’m not a kid anymore!
Sehun pun melambai pada ayahnya yang dijemput secara khusus oleh perusahaan. Saat itu juga, Kai dan Sehun bangun. Sehun menatap mereka berdua selamat,
“Jadi? Kapan kita memulai petualangan?”
Kai menguap, “Take it easy, Sehun-a... 5 more minutes?” kata Kai. Suho mengangguk,
Yeah, it’s 5 p.m. for god shake!
Sehun tertawa kecil. He never have a friends, because he so scared being rejected. You know, he dont ‘normal’. Now, He have.

#10 3 Boys 1 purpose – Sehun; Suho; Kai
Sehun, Suho dan Kai sudah siap dengan petualangan mereka pagi ini. Suho meregangkan tubuhnya, sedangkan Kai sibuk dengan GPS-nya. Sehun menatap alat itu aneh,
“Apa itu?”
“Oh? Ini GPS. Pendeteksi manusia super. Manufactured by XOXO.” Jelas Kai sambil membuka petanya. “Menurut GPS, kita harus ke daerah utara...”
“Utara? Itu jauh sekali... kita mau naik apa?” Sehun terkejut.
Kai tersenyum kecil, “My specialist, ofcourse. Ready for a jumpy ride?”
Suho menggelengkan kepalanya, “Not anymore! Can we just walk or something?
“Sepertinya kalian harus mencoba hal yang baru.”
Kai dan Suho saling menatap, “Apa?”
“UWAAAAAAAAAAA”
Kai dan Suho harus kembali berhadapan dengan angin, kali ini Sehun yang mengontrolnya. Dengan bantuan angin, mereka terbang!
Isnt that fuuuun??” kata Sehun tertawa keras. Suho melihat kebawah, rasanya ingin mati saja! Mereka berada di ketinggian sekitar 1000 kaki dari permukaan.
“Sehun! I kill you! I kill you!” Kai, yang juga sama-sama takut ketinggian memaki Sehun. Sehun tidak peduli, ia terus saja mengontrol angin agar mereka tetap bisa terbang.
“Kai! Bagaimana? Apa kita sudah dekat? Kita sudah terbang hampir 1 jam.”
“Turunkan aku dulu, Sehuuuun!”
Sehun tertawa, akhirnya mereka pun turun, di sebuah perkotaan kecil, yang cukup ramai. Mata Suho berbinar,
I know this place! Ini kota kecil yang cukup kumuh, kau tahu... kota ini terkenal karena banyak penjahat kelas S berasal dari sini.” Kekuatan geografi Suho memang tidak tertandingi. Kai mengecek GPS-nya.
Yap. We’re close.”
“Jadi... kita harus mengitari kota ini dengan hati hati untuk menemukan orangnya. Hati-hati dengan bawaan kalian, pencuri disini terkenal handal.” Bisik Suho. Sehun dan Kai menelan ludahnya. Sehun membawa cukup uang yang ditinggalkan ayahnya, Kai hanya membawa GPS, sedangkan Suho karena sudah antisipasi, Suho menyembunyikan uangnya di tempat yang tidak orang ketahui.

Bersambung~



No comments:

Post a Comment