How We Met - EXO-K Fantiction
Cast : EXO-KIDS J
Genre : Action /
Friendship
Rate : K
ofcourse!
Chapter: 6 - 10
#6 Chasing the winds – Suho
Berkat
kemampuan teleportasi Kai, mereka bisa kemana pun mereka mau untuk mencari orang
ketiga ini. Kini sudah tempat ke-3 tempat mereka singgah, tetapi tidak di
temukan sosok manusia super ini. Kai mengetuk ngetuk layar GPS itu.
“Ada
apa, Kai?” tanya Suho khawatir.
“Apakah
alat ini rusak? Mereka bilang ia ada di dekat sini, tetapi beberapa detik
kemudian, ia sudah berpindah tempat lagi. Ia bergerak cepat sekali, sih.” Kai
mengangkat-ngangkat GPS-nya tinggi-tinggi.
“Kenapa
kau mengangkatnya, Kai?-___-“
“Supaya
ditangkap oleh satelit XOXO? Mungkin disini sinyalnya lemah.” Kata Kai polos.
Bip! Bip! GPS itu berbunyi lagi.
“Ah!
Ketemu lagi! Ayo Suho!” Kai memegang tangan Suho, dan mereka pun time traveling lagi dan kini berada di
sebuah daerah yang sepi, juga jarak antar rumahnya bisa hampir 300 meter.
“Hei,
ini kan tempat biasanya Topan terjadi.” Kata Suho sambil melihat ke daerah yang
super luas dan sepi ini. Hanya ada beberapa orang yang lewat. Kai mengecek lagi
GPS-nya.
“Oh
ya? GPS mengatakan ia tepat disini.”
Syuuuu~
angin mulai bertiup kencang. Kai berpegangan pada Suho, “This is not good. Apa kau membaca ramalan cuaca hari ini, Suho?”
Suho
menelan ludahnya. “Ya. Dan akan terjadi tornado!”
SYUUUUUU~
angin mulai terlihat berputar-putar. Kai dan Suho masih belum bergerak.
Suho
panik, “Kai! Gunakan teleportasimu!”
“A—aku
tidak bisa!”
“Apa
maksudmu tidak bisa?!”
“Aku
sudah menggunakannya banyak hari ini! Uh, Suho, sepertinya kita harus...”
“LARI!!!”
Suho dan Kai sama-sama berteriak saat melihat angin tornado di depan mata
mereka. “UWAAAAAA~~~”
#7 Stupid 2 guys – Sehun
Sehun
mengantuk, semalaman ia tidak tertidur. Ia menggantikan ayahnya untuk berjaga
di depan alat pendeteksi angin topan, karena menurut perkiraan cuaca, akan ada
tornado hari ini. Tetapi, sampai sore ini pun tidak terjadi apapun.
BIPPPP
BIIPPPP. Sehun terbangun saat alarm pendeteksi angin topan itu berbunyi.
Frekuensi angin saat ini tidak terlalu besar, mungkin ayahnya tidak begitu
ingin mengejarnya. Sehun menatap ayahnya yang tertidur pulas di sofa. Baiklah,
kali ini Sehun bisa bermain-main dengan angin.
Sehun
melompat lewat jendela, dan menatap angin yang berputar-putar itu. Ia senang
sekali dengan pusaran angin itu. Ia bisa terbang masuk ke dalamnya, menikmati
putaran angin topan. Hanya saja, ia membatalkannya saat melihat 2 orang
laki-laki yang sedang berlari menghindar dari tornado. Sehun mendesah, bodoh. mereka tidak melihat ramalan cuaca?
Ia
pun berlari ke arah mereka, yang hampir saja terhisap oleh tornado yang
kecepatannya yang tinggi. Dua kaki manusia tidak bisa mengalahkan kecepatan
tornado, jadi percuma. Sehun melompat ke arah mereka berdua, dan menahan tubuh
mereka. Sehun pun mendorong tornado itu pergi, menjadi menjauhi mereka berdua.
2 orang yang kini ditahannya masih saja berteriak.
“Whoa, whoaaa, guys, you all save.” Kata
Sehun. 2 pemuda itu pun saling menatap, dan bersujud-sujud di depan Sehun.
“Thankyou!!!”
“Kau
dewaaaa! Bagaimana kami membalas jasamu???”
Sehun
memutar dua bola matanya, “It’s not a big
deal. You know, you all stupid. Everyone take a cover when a Tornado comes, and
you still out?” Sehun berkacak pinggang. Kai menurunkan alisnya,
“Whoa,
Suho membaca ramalan cuacanya kok!”
Suho
berdiri, dan mengangguk pasti, “Iya! Kenapa tidak ada pemberitahuan, wind controller?” Suho melipat
tangannya, merasa menang. Wajah Sehun memucat,
“Apa?”
“Wind Controller, apa perlu kami ulang?”
Kai kali ini menggoyang-goyangkan GPS-nya, “Aura biru muda! Tidak salah lagi,
kau adalah orang ketiga,”
Sehun
menatap mereka berdua aneh. Perasaannya kini campur aduk. Antara takut, dan
senang.
#8 Tornado Freak – Suho; Kai
Untuk
meminta penjelasan lebih lanjut, Sehun mengajak mereka ke rumah miliknya. Rumah
miliknya lumayan besar, dan saat masuk, di dominasi oleh alat-alat seperti
komputer, radio, dan layar-layar. Mirip seperti markas XOXO, tetapi ini lebih homy.
Sehun
membereskan barang yang berserakan disana, dan menggeser sofa ayahnya yang
sedang tertidur pulas.
“Oh, that’s my dad, he just take a nap... and
this is all his stuff...” Sehun menjelaskan situasi rumahnya.
Suho
menatap banyak sekali foto-foto tornado yang ditempel hampir seluruh dinding
rumah.
“It’s your dad job? He must be a Tornado Freak,”
Suho takjub. Sehun tersenyum kecil, dan menggaruk tengkuk lehernya,
“Hehe, I like tornado too. We love tornados.”
“Hei,
Sehun, did your father make this all
stuff?” tanya Kai memegang alat-alat pendeteksi tornado. Sehun mengangguk,
“Yeah.”
“Cooooool.”
Sehun
pun mengajak Kai dan Suho ke back porch,
dimana disana ada bangku taman dan koleksi tanaman hias.
“Aww, you like flowers too.” Komentar Kai
yang melihat banyak sekali bunga-bunga di back
porch rumah Sehun. Sehun menggeleng,
“It’s mom, actually. Dad keep and grow them
since my mom dead.”
Kai
dan Suho memucat, “Sorry to hear that...”
“It’s okay, its so long time ago. So, The
darkness and XOXO, rite?”
“Yeah,”
Suho mengangguk. “Waktu kita tinggal... Hm, 2 hari lagi? Ya kan, Kai?”
“Yeap,
mengingat ini sudah hampir malam hari.”
Suho
menatap Sehun, “So... are you in?”
kali ini Kai juga menatap Sehun. Sehun tampak berpikir dan...
“Allright, I’m in.”
“Yahoooo! Great!”
Sehun
tersenyum kecil, “It’s great to be around
people of our kind.”
Suho
dan Kai sama-sama tersenyum. “Its good
not to be alone, isnt it?”
Sehun
menatap sekitarnya, “Well, ini sudah
malam. Bagaimana kalian menginap disini dulu? Dan besok pagi kita mencari orang
ke-empat. Bagaimana?”
Kai
dan Suho pun mengangguk senang.
#9 Friends – Sehun
Kebiasaan
Sehun adalah bangun lebih awal dari siapapun. Ia melihat Suho dan Kai yang
masih pulas tertidur. Ia terkejut saat ayahnya sedang memakai jaket, siap-siap
untuk pergi.
“Dad? Where are you goin?”
Ayahnya
tersenyum dan mendekati Sehun, “Sehun kau sudah besar. Ayah seorang ilmuan, kau
tahu kan?”
Sehun
mengangguk pelan. Ayahnya mengeluarkan secarik kertas, “Perusahaan sains
terbesar mengundang ayah untuk meneliti sesuatu. Aku tahu... tapi kau akan
sendirian disini. Apa kau tidak apa-apa?”
Sehun
melihat Kai dan Suho. Tidak, Ayah, aku tidak sendirian. Aku sudah menemukan
tempatku. Sehun tersenyum,
“Tidak
apa-apa, Ayah. Aku tahu, mereka lebih membutuhkan ayah. Aku bisa hidup
sendiri.” Ayahnya pun memeluk Sehun erat. “Kau bisa mengejar topan sendiri,
kan?”
“Daaaad, I’m not a kid anymore!”
Sehun
pun melambai pada ayahnya yang dijemput secara khusus oleh perusahaan. Saat itu
juga, Kai dan Sehun bangun. Sehun menatap mereka berdua selamat,
“Jadi?
Kapan kita memulai petualangan?”
Kai
menguap, “Take it easy, Sehun-a... 5 more minutes?” kata Kai. Suho
mengangguk,
“Yeah, it’s 5 p.m. for god shake!”
Sehun
tertawa kecil. He never have a friends,
because he so scared being rejected. You know, he dont ‘normal’. Now, He have.
#10 3 Boys 1 purpose – Sehun; Suho; Kai
Sehun,
Suho dan Kai sudah siap dengan petualangan mereka pagi ini. Suho meregangkan
tubuhnya, sedangkan Kai sibuk dengan GPS-nya. Sehun menatap alat itu aneh,
“Apa
itu?”
“Oh?
Ini GPS. Pendeteksi manusia super. Manufactured
by XOXO.” Jelas Kai sambil membuka petanya. “Menurut GPS, kita harus ke
daerah utara...”
“Utara?
Itu jauh sekali... kita mau naik apa?” Sehun terkejut.
Kai
tersenyum kecil, “My specialist,
ofcourse. Ready for a jumpy ride?”
Suho
menggelengkan kepalanya, “Not anymore!
Can we just walk or something?”
“Sepertinya
kalian harus mencoba hal yang baru.”
Kai
dan Suho saling menatap, “Apa?”
“UWAAAAAAAAAAA”
Kai
dan Suho harus kembali berhadapan dengan angin, kali ini Sehun yang
mengontrolnya. Dengan bantuan angin, mereka terbang!
“Isnt that fuuuun??” kata Sehun tertawa
keras. Suho melihat kebawah, rasanya ingin mati saja! Mereka berada di
ketinggian sekitar 1000 kaki dari permukaan.
“Sehun!
I kill you! I kill you!” Kai, yang
juga sama-sama takut ketinggian memaki Sehun. Sehun tidak peduli, ia terus saja
mengontrol angin agar mereka tetap bisa terbang.
“Kai!
Bagaimana? Apa kita sudah dekat? Kita sudah terbang hampir 1 jam.”
“Turunkan
aku dulu, Sehuuuun!”
Sehun
tertawa, akhirnya mereka pun turun, di sebuah perkotaan kecil, yang cukup
ramai. Mata Suho berbinar,
“I know this place! Ini kota kecil yang
cukup kumuh, kau tahu... kota ini terkenal karena banyak penjahat kelas S
berasal dari sini.” Kekuatan geografi Suho memang tidak tertandingi. Kai
mengecek GPS-nya.
“Yap. We’re close.”
“Jadi...
kita harus mengitari kota ini dengan hati hati untuk menemukan orangnya.
Hati-hati dengan bawaan kalian, pencuri disini terkenal handal.” Bisik Suho. Sehun
dan Kai menelan ludahnya. Sehun membawa cukup uang yang ditinggalkan ayahnya,
Kai hanya membawa GPS, sedangkan Suho karena sudah antisipasi, Suho
menyembunyikan uangnya di tempat yang tidak orang ketahui.
Bersambung~
No comments:
Post a Comment