Tuesday, June 30, 2009

part 16

Part 16 – Find Je a Panther

Cakka, Debo dan Icad gak bisa nemuin Oik dan Agni. Mungkin, mereka udah balik ke asrama. Ya udah deh, mereka meberanikan ke Lobby asrama cewek, walau emang jarang cowok disitu. Untung, Gabriel juga mau ke sana. Mau manggil anak-anak OSIS cewek buat MOS esok hari.

Debo pun menghampiri Ms. Reina yang sedang sibuk dengan komputernya.
“Permisi miss...” kata Debo.
“Ya? Ada oerlu apa di asrama putri?” tanya Ms. Reina.
“Enggg... bisa panggilin Agni dan Oik?” kata Debo ragu-ragu. Ia takut disangkanya ia mau ‘apa-apa’ lagi sama Oik dan Agni. Miss reina mengecek komputernya,
“Mmmh... Oik dan Agni,, kamar 15... sebentar ya...”

Miss reina pun mulai memakai penegras suara. Penegras suara ini akan terdengar sampai seluruh kamar, seluruh lantai.

Oik yang sedang berbaring di kamar, dan Agni yang sibuk internetan, tiba- tiba mendengar:
‘PERHATIAN, PANGGILAN UNTUK AGNI DAN OIK DARI KAMAR 15, DITUNGGU TEMANNYA DI LOBBY.. SEKALI LAGI, BAGI AGNI DAN OIK, DITUNGGU TEMANNYA DI LOBBY. TERIMA KASIH’

Oik sedikit kaget juga, siapa yang memanggilnya ‘hari gini’. Begitu pun Agni. Mereka berdua pun langsung bergegas turun. Dan mereka shock juga! Ternyata yang memanggil mereka adalah Debo, Icad, dan Cakka. Mereka menunggu di ruang tunggu.

“Debo??? Irsyad, Cakka??? Nagapain disini ih?” tanya Oik heran.
“Kita mau ngomong sma kalian berdua! Ini tentang itu lho... si orang pake baju hitam...” bisik cakka. Takut terdengar Oleh orang lain dan juga Miss Reina. Agni dan Oik saling bertatapan, lalu, Irsyad mengajak mereka masuk lab kimia saja.

Huft, syukurlah, di lab kimia kosong melompong. Gak ada siapa-siapa di dalamnya. I hope. Mereka pun masuk kedalamnya. Dan duduk dibangkunya.

“Jadi, sebenarnya apa yang mau kalian omongin?” tanya Oik yang udah penasaran.
“Iya, buruan... udah jam 2 siang nih” kata Agni.
“Emang kenapa kalo jam 2?” tanya Irsyad.
“Mau... tidur siang! Habis ngantuk sih guee...” kata Agni sambil nyengir.
“Huuu, dasar! Jamin ini gak bakal bikin lo ngantuk deh...” kata irsyad.

Cakka pun mengeluarkan buku yang tadi ia dan teman2nya baca dari dalam jas almamaternya. Agni dan Oik sedikit kaget, baru sebentar disekolah ICA ini udah berani buat ulah! Menyeludupi buku perpustakaan!

“Kalian nekat! Pasti kalian ngambil buku itu diem-diem!” vonis Agni.
“Ssst! Iya, bener! Kalian jangan kasih tau siapa-siapa!” ancam Debo.
“Hhh, oke deh. Jadi, siapa ‘sosok hitm itu’?” tanya Agni.
“Nih, baca sendiri...” kata cakka sambil menyodorkan buku tersebut ke depan Oik dan Agni. Oik dan Agni pun membacanya. Agni juga sama terkejutnya dengan Debo saat melihat foto Je a Panther.

“Jadi, apa yang kita harus lakuin sekarang?” tanya Oik sambil menutup buku.
“Ya, kita cari Je a Panther itu!” kata Cakka mantap. Oik dan Agni kaget.
“Lo gila ya???! Bahaya tau! Dia itu buronan!” Agni menolak.
“Ya udah, kalian kalo mau selamat, mending ikut kita” jawab irsyad meyakinkan. Inginnya mereka ber-3 sih, Oik dan Agni ikut. Soalnya, pasti mereka gak sanggup kalo Cuma ber-3.

Agni mengajak Oik berembuk di pojokan. Cukup aneh juga sih, untuk hal seperti ini kudu berembuk dulu.
“Gimana nih ik? Mau accept tawaran mereka gak?” tanya Agni. (agni banyak bertanya juga ia).
“Gak tau, aku takut ag! Kalo kita, dan mereka kenapa2 gimana?” jawab Oik cemas. Agni melihat ke mereka bertiga.
“Oke, kita mau-mau aja... tapi, jamin gak kita, terutama Oik bisa selamat?”
Icad, debo dan Cakka, sama-sama mengucapkan kata-kata yang sama: “KITA JAMIN! KALIAN BAKAL SELAMAT!”

-----

Obiet mengetuk kamar nomor 16, mau minta air panas buat ngebuat pop mie (promosi nii). Tapi, gak ada jawaban. Lewatlah kak Septian, pengasuh kamar nomor 16.
“Kak septian!” panggil Obiet.
“Apa biet?”
“Liat anak-anak kamar 16 gak? Kayaknya di dalem gak ada orang...”
“Oh, Patton ada di ruang serbaguna lobby tuh. Lagi main game bareng Dayat. Kalo irsyad, Debo dan Cakka gak tau tuh. Mungkin masih ada di sekolah...” jawab Septian. Obiet manggut2, lalu mengucapkan terima kasih.
Ya udah, tanpa pikir panjang, obiet mengambil pop mie nya, dan turun ke lobby. Mending ngambil di dapur aja. Sekalian makan di ruang serbaguna.
Obiet bete banget, di kamar. Pertama, Bastian sama Olin lagi perang kaos kaki. Kalo abner, tidur sambil ngorok lagi! Obiet? Dari pada kena lempar kaos kaki bau olin dan bastian, mending keluar sambil makan.

----

Irsyad, debo, Cakka, Oik dan Agni bersiap kembali ke asrama. Baru aja mau berbalik, mereka mersakan bahwa ada orang lain selain mereka disini.
“Guys...” kata Debo bergetar, oik yang adadisamping Cakka, reflek memegang tangannya saking takutnya. Begitupun Agni yang ada di sebelah irsyad. Mereka gak percaya apa yang mereka lihat didepan mereka. JE A PANTHER! Ia membawa sebilah pisau. Tampak tajam.
“Hello, children... muahahahahaha” seperti biasa, tawanya meledak. Ke-5 anak ini bergetar hebat, dan keluar keringat dingin.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!” mereka pun berteriak, dan langsung lari meninggalkan lab. Mereka berlari sekuat tenaga, hingga mereka berhenti di depan lapangan basket.
Mereka terduduk dilantai. Secepat itu??? Mereka tak usah mencari! Je a Pnather datang sendiri! Mereka gak percaya. Semua ketakutan. Oik memeluk Agni, agni pun menenangkan Oik dan dirinya sendiri.
“SUMPAH! Itu tadi, Je a Panther!!!” kata Debo menggebu-gebu. Kini ia melihatnya 2 kali, begitu juga Agni.
“Hhah, hah, jujur, gue takut... mana bawa pisau lagi tu orang!” kata Cakka tersenggal senggal. Ia memegang dadanya yang sesak.
“Huaaa, aku takuut...” ringis Oik manja pada Agni.
“Iya, ik... gue juga...” kata Agni setuju dengan perkataan Oik. Yang gak protes Cuma Irsyad, dia merasa gak takut. Dia malah semakin dipicu untuk menemukan Je. Ia membuka jasnya, soalnya panas. Lalu berdiri.
“Mau malem ini, apa besok?” tanya nya tiba-tiba.
“Maksud lo apa cad?” tanya Cakka, masih dengan dada yang sesak.
“Ya, nyari je a panther lah” jawab Icad santai.
“Gila! Ogah ah! Gue mau out aja!” tolak Agni. Kayaknya dia takut banget.
“Please ag! Jangan! Ikut dong kalian! Gue janji gue yang bakal tanggung jawab...” kata Icad yakin, ia sangat ingin memecahkan ini.
“Tapi...” Agni melihat ke arah Oik, Debo dan Cakka. Mereka kayaknya udah gak kuat. Asal kalian tahu, Je itu sangat mengerikan. Ia seperti buronan tingkat S. Mana senjata yan ia bawa banyak sekali. Sekarang, dia juga incaran polisi. Apakah seorang murid, kelas 7 bisa menghadapi JE A PANTHER? Itu sama saja masuk ke dalam kandang singa yang sedang haus darah!

Seperti biasa, tanpa disuruh, cakka kembali ke pihak irsyad. Dan debo pun hanya ikut. Mereka kini menunggu jawaban Oik dan Agni.
“Oik, Agni, kalian ikut ya... please” kata Irsyad, entah kenapa, dia ingin banget Oik dan Agni ikut dalam this adventure. Oik pun membisikkan ke pada Agni, bahwa ia setuju.
“Oke, ini yang terakhir. Kita setuju. But, as always, kalian harus bukin kita selamat. Kita ga mau kita, dan kalian kenapa-napa” jawab Agni akhirnya. Semua bernapas lega.
“thanks. Tenang aja Ag...” kata Irsyad tersenyum.
“Iya ag! Percaya deh sama 2 sohib saya ini~! Irsyad bakal jagain elo, dan Oik bakal Cakka jagain...!” kata debo asal ceplos. Irsyad dan Cakka malu namanya disebut untuk menjaga 2 gadis cantik nan jelita di depan mereka.
“DEBO!” DUAK! Irsyad dan Cakka kompak menjitak debo. Debo hanya nyengir, Agni dan Oik tertawa melihat kelakuan mereka. Rasa takut yang tadi membayangi mereka hilang seketika, karena kepolosan Debo.

Lalu, mereka sepakat, ekspedisi dilakukan besok. Katanya, besok itu hanya pembagian kelas, dan juga pembagian buku pelajaran. Dan juga, dibuka pendaftaran club dan ekskul. Dan acara ini berakhir kira-kira jam 12 siang. Soalnya, kalau mereka lakukan malam ini, susah. Kan sudah banyak security berkeliaran. Yap! Besok, it’s a big day.

No comments:

Post a Comment