Tuesday, June 30, 2009

part 20

Part 20 – Finding Angel (bangian 2)

Patton dan Obiet seleai menyusun bku2 cakka dan Debo.
“Nahh! Selesai!! Oiyah, Cakka sama Debo nya mana??” Patton melirik ke kanan-kirinya.
“Nah lo, kemana tuh temen sekamar kamu??” kata Obiet.
“gak tau!! Dari kemaren mereka ngilaaaaang teruss. Biarin ah!! Biet, ke ruang serba guna yukk... main PS!” ajak Patton.
“Mm, ajak abner, olin ma bastian gak??” Obiet melihat kearah Olin, Bastian dan Abner.
“Biar rame, ikut aja lah!! Ajakin gih” Patton menyuruh Obiet memanggil teman sekamarnya. Patton bosen banget. Abis, temen sekamarnya suka ilang tiba2. ya udah deh, mending gabung sama anak kamar 20.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Mr. Joe, mengecek semua tempat. Malah, ia membuka semua kamar anak-anak disini. Dan, sekarang, Mr. Joe mau mengecek kamar nomor 16! Gawat gawat gawat! Kenapa??? Soalnya Cakka masih menyimpan buku tentang Je a Panther!!! Dibalik bantalnya sih. Hhhuft, moga aja Mr. Joe gak mengecek sampai situ.

Krieeet, Mr. Joe membuka kamar 15. tampak sedikit berantakan. Mr. Joe melihat hal yang aneh di bantal Cakka. Bantal cakka sedikit lebih tinggi, dan seperti ada sesuatu di bawahnya. Mr. Joe penasaran. Ia membukanya. Sebuah Buku!!! Judul buku itu, Je a Panther.
“Kenapa ada buku ini??? Siapa yang...??” Mr. Joe bertanya tanya. Ia pun melihat ke sekitar, siapa yang tidur di sini. Hm, dia menemukan Gitarnya Cakka, yang dibelakangnya ada stiker nama: Cakka Nuraga.
“Cakka??” Mr. Joe sedikit menyeritkan matanya. Lalu bergegas keluar, bersama buku itu. Ia khawatrir, Cakka (dan mungkin bersama teman2nya) menegtahui tentang je. Dan mungkin mereka bermaksud menghadap Je!!!

Mr. Joe mencari kakak asuh kamar 15. septian. Untungnya, septian mudah ditemukan. Ia sedang membantu gabriel membagikan formulir bagi yang mau masuk klub basket.
“Septian, kemari” panggil Mr. Joe pada Septian.
“Apa sir??” jawab septian sambil menghampiri Mr. Joe.
“Mm, kamu tahu dimana anak kamar 16 sekarang?” tanya Mr. Joe serius.
“Saya tau nya Patton sih sir... patton saya liat tadi bareng anak mara 20. nah, kalau Cakka, Debo, sama Irsyad memang suka ilang sir!! Saya gak tau mereka kemana. Tapi, saya liat sih sir, mereka kearah asrama putri!! Bareng 2 anak cewek sih sir... tapi gak tau ah sir, saya bingung” jawab Septian, sedikit malas juga.
“Oh, begitu ya” kata Mr. Joe. Lalu meninggalkan Septian, dan septian melanjutkan kegiatannya.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Kita lihat rombongan (aduduh...) Oik, Agni dan Debo.

Mereka tampak takut. Debo ditengah, sedangkan Agni dan Oik ada di kanan kirinya. Debo sih keenakan nge-gandeng Agni sekaligus Oik (hahahaha. Kidding). Mereka semua ketakutan. Udah gelap, bejek lagi!!!
“Ni lorong kayak gak ada ujung nya ajaa!!!” keluah Debo, yg sudah berjalan lebih dari 10 menit.
“Sabar dong, deboo..” kata Oik pelan.
“Iya!!! Ni anak gak sabaran bgt!” Agni nyolot.
“Iya, iya. Tapi, kalo jalan kita yang bener, dan icad n Cakka yg salah, icad sama cakka gimana??” tanya Debo mengalihkan.
“yaaa... susul balik” jawab Agni.
“Kalo kita yg salah??” kali ini Oik yg bertanya.
“gak tauuuu. Uah, eh. Sst. Diem deh. Denger suara air bedecik gak??” tanya Debo tiba2. ia mnedengar suara air berdecik, seperti ada yang sedang berjalan. Suara berasal dari depan mereka. Mereka diam, keluar keringat dingin. Mereka merapat ke dinding lorong... debo mematikan senternya. Keadaan sekarang gelap gulita. Mereka menunggu ‘sesuatu yg berjalan’ itu lewat.

Sesuatu itu tampak mendekat. Agni, Debo dan oik makin merapat ke dinding samping lorong. Mereka menahan napas. Debo menyalakan senter. Dan taunya, yang lewat hanya...
“iii tikuuuss!!!” teriak Debo histeris (ni anak dari tadi gitu mulu ya).
“Sst! Debo! Tikus doang!!” Agni menjitak debo. Oik tertawa.
“Ampuuuun, mbak Agni!! Saya Cuma kaget” kata Debo sedikit bercanda.
“udah ah, lanjutin... eh, kayak nya disitu ada pintu deh” kata Oik sambil menyipitkan matanya, melihat lurus ke depan lorong. Memang, diditu ada pintu besi.
“Wheeew, ayo ke sana!!” Debo menarik Oik dan Agni.
Sedangkan ditempat Icad dan cakka....

“WAAAA WAAA WAAA!!!” sepanjang jalan mereka berdua teteriakkan. Mereka takut melihat banyak darah, bahkan tengkoraak. Whiw.
“Icaaaaad, gue takuuut...” kata cakka sembari memeluk Irsyad.
“emang situ aja yg takut, gue juga!” icad juga memeluk Cakka. Mereka berhenti di tengah. Cakka pun mengeluarkan cameranya. Ia memotret keadan di lorong ini.
“Dari pada takutt... kita narsis dulu aja yuk” usul Cakka sambil mengarahkan kamera ke depan mereka. Icad mengangguk. Mereka bergaya oarng yg sedang ketakutan. JEPRET!

-----

Debo, Agni dan Oik sudah sampai di depan pintu besi itu. Besi itu sangat dingin, saat Debo menyentuhnya.
“Be.. berat...” saat Agni mencoba mendorong pintu besi itu.
“Aku bantu!!” kata Oik, mencoba mendorong juga.
“Eh, iya. Aku juga bantu” Debo pun ikut mendorong. KRIEEET, sedikit demi sedikit pintu itu terbuka. Dan huft, mereka berhasil membuka pintu itu. Di dalam sangat gelap. Dan anehnya, di dalam pintu itu, ada tangga ke bawah.
“Mau masuk??” tanya Oik.
“Iyalah! Mungkin aja kak Angel ada di dalem” jawab Debo, lansgung menuruni tangga.
“Ikut!!” kata Agni, lalu meberi isyarat pada Oik untuk mengikuti debo.


-----

Angel sadar dari tidurnya, karna sebelumnya, Angel dibuat tidur oleh Je. Angel tersadar. Ia kaget!! Ia berada di tempat seperti penjara. Angel ketakutan. Ia berteriak minta tolong pun percuma, mulutnya dibekam. Angel menangis. Lalu, tiba2 ia menengar ada suara langkah. Apakah itu JE? Atau Agni, Debo dan Oik?? Tidak tahu. Masih rahasia.

No comments:

Post a Comment