Tuesday, June 30, 2009

part 2 nya

ini lanjutannya :) part 2

Part 2 – New student (bagian 1)

Tampak seorang laki-laki memakai jas almamater warna biru donker, vest warna biru juga, kemeja warna putih, dasi yang serasi dengan Jasnya dengan bros ICA, celana panjang yang juga serasi, dan sepatu hitam pekat. Cowok itu tampak sibuk. Itulah ketua OSIS. Namanya Gabriel.
Gabriel tampak sibuk bulak-balik di koriodor sekolah. Tentu saja, hari ini siswa-siswa baru akan datang. Ia pun sibuk memerintah bawahannya untuk mengingat-ingat siapa anak asuhnya.
“Oke, yon, lo ngasuh anak kamar nomor... hm... bentar. Ah, nomor 20” jelas Gabriel pada temannya yang bernama Sion. Gabriel pun menyerahkan secarik kertas kepada Sion yang berisikan daftar anak asuhnya. Disitu lengkap, ada biodata dan fotonya pula.
“Kalo gue iel?” tanya seorang perempuan lucu, bertubuh sedikit besar, Angel.
“Hm... nih, kamar nomor 13” kata gabriel sambil memberikan secarik kertas juga.
“Yah, 13~! Gak ada yang bagusan apa iel?” keluh Angel yang punya pendapat bahwa nomor 13 adalah angka sial.
“Gak ada! Semua udah dibagiin! Kalo mau tukeran sama Irva yang kayaknya gak niat ngasuh kamar 15” terang gabriel, buru-buru Angel menghampiri Irva.

Hampir semua anak OSIS dapat mengasuh anak asuhnya. Yah, kakak-kakak asuh inilah yang akan ngasuh anak baru saat MOS saja.

Tampak diluar banyak mobil yang berdatangan masuk. Tampak anak-anak membawa koper dan ransel yang besar-besar. Tentu dibantu oleh orang tua dan OB ICA. OB-OB dari ICA bergegas membantu para murid baru mengangkut kopernya. Tersedia Trolley.

“Aha!! Nyampe jugaaa!” kata seorang cowok melompat dari mobilnya. Orang tuanya geleng-geleng melihat kelakuan anaknya itu.
“Patton! Ke kanak-kanakan banget sih!” gerutu kakaknya, yang ada di dalam mobil.
“Iya Patton, dasar, kamu ini. Udah sana, bawa ransel kamu” kata mamanya menyuruh anak laki-laki yang bernama Patton ini. Patton hanya mengangguk riang.

Kalau ditanya impian terbesar patton adalah, bersekolah di ICA. Entah kenapa, ia sudah keburu ‘jatuh cinta’ sama sekolah ini. Sebelumnya, patton gak sengaja nemu website sekolah ini di google. Dan toh, sebuah sekolah. Patton pun tertarik untuk melihat ‘isi’ dari sekolah ini. Dan waw! AMAZING. Patton jatuh cinta sama sekolah ini pada pandangan pertama.

Setelah berunding dengan Orang tuanya, akhirnya pattoon dapat bersekolah disini.

“Mas Gogon gak mau nganter Patton?” tanya Patton sambil melongo ke dalam mobil. Disitu, Kakaknya, Mas Gogon, terlihat mengantuk, lalu menggelengkan kepalanya.
“Gak ah pat! Mas capek. Udah sana, entar kalo kangen telpon Mas aja yah, hahaha” canda Mas gogon. Patton mengangguk, lalu menarik Trolley nya bersama mamanya.

%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

“Kamar... 15!” kata seorang cewek imut berambut panjang. Ia memakai bandana waran ungu, kaos putih plus jaket ungu. Tak lupa Rok wana putih dan sepatu snakers warna ungu juga. Ungu adalah warna kesukaannya. Ransel yang ia bawa pun berwarna ungu.

“Kamar berapa sayang? 15? Hm, disebelah sana kayaknya” ujar mamanya sambil mendorong Trolley. Cewek itu memutar matanya mencari kamar nomor 15. kamar nomor 15 ada di lantai 3.

Setelah di lantai 3, cewek itu melihat Angel sedang berkeliling. Angel tersenyum melihat cewek ini, lalu menghampirinya.

“Permisi, ada yang bisa saya bantu?” tanya Angel sopan sambil tersenyum lebar.
“Ah! Iya kak! Kakak tau kamar nomor 15 dimana?” tanya cewek itu tanpa rasa malu. Anak yang gak malu bertanya.
“Oh, kebetulan saya kakak asuh kamar 15! Nah, ya sudah, yuk kakak antar! Tante, boleh saya yang dorong trolley nya?” tanya Angel sangat sopan pada mama cewek ini.
“Oh! Silahkan! Tolong antar Gita ya... Gita, mama pulang ya! Kalo ada apa-apa telpon mama aja...” kata mamanya sambil mengelus pundak cewek itu. Cewek itu hanya mengangguk.
“dah mamaaaa!” kata Gita, yang ternyata nama anak ini.

maaf ya pendek2. dan maaf sekali lagi, bahasanya sangat balelol!

No comments:

Post a Comment