Tuesday, June 30, 2009

part 19

Part 19 – finding Angel (bagian 1)

Mereka menaiki tangga darurat, menuju lantai 4. untung, sedang sepi. Kan pada lagi sibuk dilapangan. Sampailah mereka ke lantai 4. tepatnya, di toilet lantai 4.

“Kok toilet cewek lebih bagus sih??” kata Cakka sambil melihat KAGUM toilet cewek.
“Sama aja kali cak” jawab Debo.
“Beda ah!!!” cakka ngotot bilsng toilet cewek beda sama toilet cowok.
“Itu karena, cewek itu gak jorok!” jawab Agni. Oik tertawa.
“Kita gak jorok!” Jwab Cakka sebal, debo juga.
“Hahahahaha. Uadh, udah. Kalian gak penting ah! Ayo masuk!” Irsyad melerai berdebatan mereka tentang toilet (sungguh amat tidak penting membahas perbedaan toilet!). Cakka, Debo dan Agni diam. Mereka kembali serius.

Di depan toielt yang dipakai angel, (tepatnya, toilet nomor 3) terpasang seperti police line (emang police line sih). Yah, toilet ini udah kayak TKP. Mereka pun mempercai kata2 Selly, mereka kaget melihat tulisan yang JE buat.

“Ah, bener tuh si Selly!” kata Debo.
“Ya iya bener, masa Selly boong!” jawab Oik sambil melirik Debo. Debo Cuma nyengir.
JEPRET! Tiba2 ada flash kamera. Mereka kaget banget, langsung mereka melihat ke arah flash kamera itu berasal.
“CAKKA!” kata Icad, Debo, Agni dan Oik. Ternyata, cakka membawa camera digital. Dia memotret tulisan ditoilet itu. Cakka nyengir,
“Hehe, baut dokumentasi...” Cakka alasan.

Icad pun mengajak kembali fokus. Ia mencari sesuatu yang ditinggalkan Je. Hm... sampai2, icad naik ke washtafle, mengecek langit2 toilet. Icad mengecek ke dalam toilet. Toilet yang diapakai angel kering, tak ada air disana.
“Mungkin...” Icad bergumam. Ia pun meliaht ke bawah toilet. Ada sepetak lantai yang terbuka.
“Hey! Temen2! Sini deh...” panggil Icad.
“Apa??” respon Debo. JEPRET! Cakka foto2 lagi.
“Euh, ini! Deb, bantu gue yah. Tolong bantu buka ubin ini!” kata Icad sambil menunjuk ke lantai yg terbuka itu.

Greeeeek, Debo dan Icad berhasil membuka 4 ubin lantai, yang ternyata ada lubang!!!
“Lubang...” gumam Debo.
“Ah, je nyulik kak angel masuk ke situ kali!” kata Cakka. Padahal ia ngasal.
“bener juga cak!!! Ayo masuk!” Icad senang mendengar kata2 Cakka.
“Gila lo?! Gue Cuma ngasal!” tolak Cakka.
“Yah, cak, tapi, mungkin aja kamu bener...” suara kecil Oik keluar.
“Iya! Kita masuk” ajak Agni. Ia melihat ke dalam lubang, “siapa mau duluan??” tanya Agni. Debo tampak berpikir,
“Lo aja ag! Sama Oik! Kan kalian pake Rok, kalo terjun kebawah, jelas aja Rok kalian entar...” mulut debo ditutup sama Agni.
“Iya ngerti. Yuk ik” Agni menarik tangan Oik pelan, Oik menelan ludah. Agni juga sedikit takut. Ia melihat lubang itu. Dalam...

“Ag, lo pasti bisa” tiba2 pundak Agni ditepuk sama Irsayd. Irsyad tersenyum kecil.
“Heheh, iya... bismillah...” Agni berancang-ancang HUP!!! Agni meloncat kedalam lubang! Tak terdengar jeritan. BUM. Itu yg hanya mereka dengar. Itu terdengar, Agni mendarat di tempat yang empuk.
Oik makin menelan ludah.
“Eeeeh, aku balik aja deh!” Oik takut, ia membalikkan badannya, lalu, dihalangin oleh cakka.
“gak ik! Yakin deh, kamu juga bisa!” suppoet Cakka. Ia meliaht Icad dan Debo, yg ternyata mengiyakan kata2 Cakka.
“Enggghh... glek. Ia deh...” Oik membalikkan badannya seperti semula. Ia kembali menatap lubang itu. Oik menghela nafas panjang. HUP! Oik melompat... oik sedikit menjerit.

Sekarang tinggal Debo, Cakka, da Irsyad. Debo maju kedepan, ia mau jadi orang yang pertama buat masuk ke lubang itu.
“Good luck ya men...” kata Cakka sambil menepuk2 pundak Debo.
“I... iya!! Kalo gue mati...”
“Hush!! Udah sana masuk!!” iCad memotong last will nya Debo. Debo menurut. Ia pun melompat. Kali ini, Debo benar2 menjerit. Lebih panjang, dan lebih keras.

Sementara itu, di dalam lubang, Agni memegangi pantatnya yang agak sakit. Memang, entah kenapa permukaan tanah disini empuk. Tapi tetap saja. Ia pun mengambil senter kecil yang memang ia selalu bawa dalam sakunya. Ia menyinari sekitarnya. Ah, dia menemukan Oik.

“Oik!!” panggil agni. Ia sedikit susah berjalan, karena permukaan tanah yg empuk. Oik berusaha berdiri.
“Agni...?? uuuh...” Oik juga merngis, pantatnya juga.
“Ik, tempatnya aneh...” kata Agni melihat ke langit2. seperti kubah. Dan ini ada dibawah TOILET! Gelap, bash, lembab.
“Jorok ia, inikan dibawh toilet!” keluh Oik kecil. Lalu mendengar teriakkan Debo. BUUUM! Debo jatuh di tempat Oik jatuh.
“Bo?? Debo??” Agni menyinari Debo. Debo menyipitkan matanya.
“Sialuuuu” kata debo. Agni menyinari ke bawah debo saja.
“Debo!” Oik dan Agni menghampiri Debo. Debo masih etrduduk dibawah.
“Diaman nih?? Ngeri banget...” kata Debo sambil mencoba berdiri.
“Dibawah toilet...” kata Agni. Debo menyengit jijik.
“Iuuuh! Sumpah, si Je itu cari tempat gak elit amat!! Masak nyandra orang dibawah toilet gini..!!!” protes debo. Debo mencak2 sendiri.

Lalu, mereka mendengar suara gedebuk lagi. Itu Cakka. Lalu, BRUUK! Cakka tertimpa Irsyad yang baru datang.
“Aw...” kata Oik, Debo dan Agni.
“Icaaaaaaaaaaaaaaad sakit tauuuu! Berad lagiii!!!!” cakka mengerang karena tubuhnya ditindih oleh Irsyad. Debo buru2 menghampiri mereka. Debo membantu Icad bangkit.
“Sorry caak, maaf yah...” kata Icad bangkit. Cakka berusaha berdiri.
“Uhhh, iya iya. Gue maafin” kata cakka lirih. Ia memegangi punggungnya yang sakit. Lalu, JEPRET. Masih sempet-sempatnya dia moto2. mana ke arah Icad dan debo, mereka lagi gak Kobe banget.
“Cakkaaaaa!!! Gue lagi gak kobe tauuuu” Debo protes, lalu mencubit pipi cakka.
“Uaaa, iya iya entar gue hapuss...” kata Cakka sambil merasakan cubitan super dari debo. Pipi cakka merah, yah kulitnya kan putih, jadi kalo dicubit (apalagi di tampar) warna merahnya keliatan banget. Cakka mengelus-elus pipinya itu.
“Udah back to teh mission...” kata Oik. Semua tertuju pada tempat yg mereka masuki sekarang. Ini tempatnya sama seperti gua. Yah. Gua... sangat gelap, lembab dan basah.

Agni menyerahkan senter kecilnya pada Irsyad, yang akna men-lead mereka. Ada 2 lorong. Mereka bingung mau memilih yang mana.
“Wah, ada 2 lorong!! Berarti kita harus mencar...” kata Debo.
“Kita bagi 2... harus ada yang bareng Agni dan Oik. Siapa??” tanya Irsyad. Lalu, mata Icad, dan juga cakka tertuju pada Debo.
“Debo, lo bareng Agni dan Oik ia, gue sama Cakka berdua. Gimana??” tawar Icad. Debo menurut.
“lah, senternya kan Cuma 1” kata cakka.
“Oh!! Aku bawa pulpen yg ada senternya!!” kata debo, merogoh sakunya. Lelu mengeluarkan pulpen bersenter itu. Mana warnanya Oranye,dan ada gambar beruangnya.
“Jeng jeeeeng!!! Ini diaa” debo menunjukkan pulpennya.
“Iih, lucu...” kata Oik saat melihat pulpen itu.
“Udah udah. Sekarang kita mencar ya... gue en Cakka mencar ke lorong kanan, kalian kiri... siap?” command irsyad. Semua mengangguk yakin.

No comments:

Post a Comment